Gorontalo, 19 Desember 2024 – Dalam rangka menekan angka stunting di Kota Gorontalo, Fakultas Pertanian Universitas Negeri Gorontalo (UNG) menggelar kegiatan pengabdian kepada masyarakat bertajuk "Upaya Penurunan Stunting Kota Gorontalo dengan Penanaman Kelor, Demo Produk Kelor, dan Pengendalian Hama OPT pada Tanaman Terong." Acara ini berjalan lancar dan dihadiri oleh berbagai kalangan, termasuk masyarakat setempat, mahasiswa, dan akademisi.
Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Wakil Dekan I Fakultas Pertanian UNG, yang dalam sambutannya menekankan pentingnya sinergi antara akademisi dan masyarakat dalam menangani permasalahan stunting yang masih menjadi isu serius di Gorontalo. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan bahwa stunting tidak hanya berdampak pada pertumbuhan fisik anak, tetapi juga pada perkembangan kognitif yang mempengaruhi masa depan generasi mendatang.
Ketua Jurusan Agroteknologi, yang turut hadir dalam kegiatan ini, menegaskan bahwa kelor (Moringa oleifera) adalah salah satu tanaman yang memiliki potensi besar untuk mengatasi stunting. Kelor dikenal sebagai "superfood" karena kandungan nutrisi yang sangat tinggi. Daunnya kaya akan vitamin A, vitamin C, kalsium, zat besi, dan protein yang sangat dibutuhkan oleh tubuh, terutama bagi anak-anak dalam masa pertumbuhan.
Kegiatan ini menghadirkan dua pemateri utama yang ahli di bidangnya. Pemateri pertama adalah Dr. Ir. Fitria S. Bagu, M.Si, yang membawakan materi dengan tema "Upaya Penurunan Stunting Kota Gorontalo dengan Penanaman Kelor." Dalam paparannya, Dr. Fitria menjelaskan berbagai manfaat kelor dan bagaimana tanaman ini dapat tumbuh subur di berbagai kondisi tanah di Gorontalo. Beliau juga memberikan penjelasan mengenai teknik budidaya kelor yang efektif dan efisien, mulai dari pemilihan bibit unggul, penanaman, hingga perawatan dan panen. Dr. Fitria juga menyoroti pentingnya edukasi kepada masyarakat mengenai manfaat kelor. Menurutnya, meskipun kelor memiliki banyak manfaat, masih banyak masyarakat yang belum memanfaatkan tanaman ini secara optimal. Oleh karena itu, melalui kegiatan ini, diharapkan masyarakat dapat lebih memahami dan mulai menanam kelor di pekarangan rumah mereka.
Pemateri kedua, Dr. Rahmiyati Kasim, S.TP, M.Si, membawakan materi dengan tema "Demo Produk Daun Kelor." Dalam sesi ini, Dr. Rahmiyati memperagakan cara mengolah daun kelor menjadi berbagai produk bernilai ekonomi tinggi, seperti teh kelor, biskuit kelor, dan kapsul daun kelor. Demo ini disambut antusias oleh peserta karena membuka peluang usaha baru yang dapat meningkatkan perekonomian keluarga.Menurut Dr. Rahmiyati, pengolahan kelor menjadi produk olahan tidak hanya membantu menurunkan angka stunting, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat. Dengan demikian, masyarakat tidak hanya memperoleh manfaat kesehatan, tetapi juga memperoleh penghasilan tambahan dari hasil olahan kelor.
Selain fokus pada kelor, kegiatan ini juga membahas pengendalian hama Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) pada tanaman terong. Pengendalian hama menjadi salah satu perhatian utama karena terong merupakan salah satu komoditas yang banyak dibudidayakan oleh masyarakat Gorontalo. Hama OPT seperti kutu daun, ulat, dan penyakit layu sering kali menjadi kendala dalam budidaya terong.
Kegiatan ini mendapatkan sambutan hangat dari masyarakat. Salah satu peserta, mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada Fakultas Pertanian UNG yang telah menyelenggarakan kegiatan ini. Menurutnya, pengetahuan yang diperoleh sangat bermanfaat dan langsung dapat diterapkan di rumah. Ia berencana untuk mulai menanam kelor di halaman rumahnya dan mencoba mengolah daun kelor menjadi teh untuk anak-anaknya. Selain itu, beberapa mahasiswa yang mengikuti kegiatan ini juga menyatakan ketertarikannya untuk mengembangkan budidaya kelor dan melakukan penelitian lebih lanjut mengenai manfaat kelor dalam menurunkan angka stunting.